Page

Senin, 07 Mei 2012

Perbankan Syariah Tumbuh 40,2 Persen


REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Bank Indonesia (BI) mencatat industri perbankan syariah di Indonesia tumbuh 40,2 persen dalam lima tahun terakhir di atas pertumbuhan perbankan konvensional pada periode yang sama sebesar 16,7 persen. Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah dalam sambutannya pada pembukaan Seminar Internasional Keuangan Syariah di Bandung, Senin (7/5).
Dengan perkembangan seperti itu, Halim meyakini kontribusi perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional akan meningkat dari 4,1 persen pada saat ini menjadi 15-20 persen pada 10 tahun ke depan. Hingga 2011, total aset keuangan syariah mencapai Rp 214 triliun atau sekitar 23,8 miliar dolar AS yang terdiri atas 69,5 persen aset perbankan syariah dan sukuk 18,7 persen.
Saat ini di Indonesia terdapat 11 bank syariah, 24 unit usaha perbankan syariah dan 155 BPR syariah dengan total aset perbankan syariah Rp 152,3 triliun atau sekitar 16,6 miliar dolar AS.
"Kami meyakini keuangan syariah akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan juga meningkatkan stabilitas sistem keuangan," kata Halim di hadapan ratusan peserta seminar dari berbagai negara.
Menurut Halim, BI sangat serius untuk mengembangkan sistem keuangan syariah terutama perbankan syariah. Hal itu karena meyakini perbankan syariah dapat membawa keuntungan yang besar bagi pembangunan ekonomi, stabilitas sistem keuangan dan kesejahteraan sosial.
Ada tiga hal yang menguntungkan perbankan syariah yakni keterkaitan dengan sektor riil, karena pembiayaan di perbankan syariah selalu menggunakan landasan transaksi di sektor riil sehingga dampaknya akan sangat terasa bagi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu perbankan syariah bisa mengurangi risiko spekulasi di sektor keuangan karena produknya yang transparan, sehingga lebih memiliki ketahanan terhadap dampak krisis keuangan dan bisa meningkatkan stabilitas sistem keuangan.
Keuntungan lainnya yakni sistem bagi hasil sebagai semangat keuangan syariah akan memberikan keuntungan dan pendapatan yang lebih adil bagi beberapa pihak terkait seperti pemilik dana, peminjam dan juga perbankan, dengan demikian perbankan syariah juga memiliki fungsi sosial dalam mendistribusikan keuntungannya.
Namun, Halim melihat secara umum kontribusi keuangan syariah pada pasar keuangan global masih sangat kecil sekitar 0,6 persen sehingga perlu kerja keras untuk meningkatkan kontribusinya.
Sejumlah hal, menjadi tantangan percepatan pengembangan perbankan syariah di Indonesia dan dunia yaitu perlunya inovasi produk dan layanan yang bisa menarik nasabah di tengah tingkat persaingan yang ketat di industri perbankan, yang sesuai dengan konsep syariah namun sesuai standar global.
"Yang juga penting adalah pengembangan produk itu didukung oleh promosi dan edukasi yang intensif untuk meningkatkan kepedulian dan keinginan masyarakat menggunakan produk keuangan syariah," katanya.
Hadir dalam seminar tersebut Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohammed Ali, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah pembicara serta peserta dari 11 negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar